Selasa, 16 Agustus 2011

Ketahanan Pangan Terancam

MELONJAKNYA jumlah penduduk Indonesia yang cukup pesat harus menjadi perhatian pemerintah. Pertumbuhan penduduk pasti mempengaruhi ketahanan pangan. Suatu sistem yang terdiri dari subsistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Ketahanan Pangan, jumlah penduduk dunia pada 2010 sekira 6,9 miliar. Sedangkan penduduk Indonesia mencapai sekira 237 juta di tahun sama.

Dengan jumlah penduduk 241 juta, Indonesia membutuhkan 33,55 juta ton beras, 5,40 juta ton minyak goreng, 2,70 juta ton gula, 1,28 juta ton telur, 1,17 daging unggas, 424 ribu ton daging sapi, dan 1,47 juta ton cabe.

Di atas merupakan data pada 2010. Tahun lalu, pertumbuhan penduduknya 1,49 persen. Angka itu masih terlalu tinggi untuk menjamin ketersediaan pangan. Bila tidak diantisipasi, sangat mungkin timbul gejolak akibat kelangkaan makanan.

Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali menjadi pemicu utama lahirnya persoalan pangan. Pertumbuhan penduduk sudah pasti akan meningkatkan kompetisi pemanfaatan lahan dan air.

Kemudian laju konvensi lahan pertanian akan semakin besar atau tidak terkendali. Pasalnya pertumbuhan penduduk sudah pasti berimbas pada lahan untuk perumahan, tapak industri, dan fasilitas lainnya.

Akibatnya akan terjadi degradasi lahan dan kualitas air secara berkelanjutan. Hal ini akan mempersulit upaya peningkatan produksi pangan, karena basis untuk memproduksi terkikis sedikit demi sedikit.

Ledakan jumlah penduduk bukan satu-satunya penyebab persoalan pangan. Persoalan pangan juga terkait erat dengan kondisi iklim. Peningkatan temperatur 1 derajat celcius saja, pasti berimbas pada penurunan produksi padi, jagung, dan gandum.

Belum laga Indonesia selalu menghadapi fase banjir dan kekeringan. Dalam lima tahun saja, 29.743 Ha diterjang banjir dan 11.043 diantaranya puso. Kekeringan juga membuat 82.472 Ha rusak dan 8.497 Ha diantaranya puso.

Fenomena ini menjadi konsen Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Langkah pertama yang harus dilakukan dengan menekan pertumbuhan penduduk.

Kepala BKKBN Sugiri Syarief menjelaskan program Keluarga Berencana (KB) menjadi sesuatu yang penting. Dengan hanya memiliki dua anak, setiap pasangan suami istri sudah membantu menghindari krisis pangan.

"Mulai saat ini, KB harus dijadikan gaya hidup. Kalau tidak KB maka tidak gaya. Dua anak lebih baik," demikian imbauan yang disampaikan Sugiri.

Untuk menyukseskan program ini, perlu dukungan penuh dari pemerintah. Iklan layanan masyarakat terkait KB dan ketahanan pangan perlu digalakkan. Penyuluhan secara berkalan hingga ke pelosok daerah harus dilakukan secara berkesinambungan.

Pemerintah juga bisa membuat aturan dengan hanya menanggung dua anak bagi setiap pegawai negeri sipil (PNS). Kemudian, pemerintah perlu menjamin kondisi politik di Tanah Air berjalan sesuai rel.

Dua bulan ke depan, penduduk dunia akan menginjak angka 7 miliar lebih. Mari sama-sama kita renungkan apa yang terjadi saat penduduk dunia 8,3 miliar pada 2030?

Sumber : suar.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar